Loading...
Sunday, January 30, 2011

[Profil] Rae Sita Patappa

Dongeng Ibarat Ruang Sederhana untuk Belajar Kehidupan

Kalau adik-adikmu atau mungkin kamu sendiri senang membaca majalah anak-anak, pasti nama profil penulis berikut tak asing lagi bagi kalian. Dia adalah Rae Sita Patappa (Sita), gadis kalem kelahiran Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, 14 Januari 1979.  Yap, Sita yang sehari-hari berprofesi sebagai penyiar di sebuah radio swasta di Pontianak,  sangat produktif menulis cerita anak, terutama dongeng, sejak tahun 2003.

”Bapak yang memberi pengaruh besar kepada saya untuk mencintai dunia literasi anak, khususnya dongeng. Dulu, waktu saya masih kecil, beliau rajin membacakan dongeng, juga rutin membelikan majalah anak-anak. Merpati Putih (Enid Blyton)  merupakan buku dongeng pertama yang saya miliki. Buku itu hadiah istimewa dari Bapak ketika saya ulang tahun. Saya membacanya berulang-ulang dan suka dengan semua isinya.” Sita mengawali pembicaraan.

Kenangan indah masa kecil tentang bacaan berupa dongeng, rupanya meninggalkan jejak manis di hati Sita.  Tak heran bila kini goresan pena-nya konsisten mengalir di jalur ini. Prestasi sebagai juara II Lomba Menulis Dongeng Bobo (2003), juara II Lomba Menulis Dongeng Bobo (2005), juara III Lomba Menulis Dongeng Bobo (2006), sukses  diraih. Salah satu dongengnya   lolos dengan mulus sebagai Dongeng Pilihan Lomba Menulis Dongeng Bobo (2007). Tooop!

”Dongeng ibarat sebuah ruang sederhana untuk kita belajar kehidupan. Dongeng tidak sulit dipahami dan selalu menoreh kesan,” kata si penggemar cokelat dan es krim ini, tersenyum. Jujur, saat Sita dewasa dan bersua dunia nyata, tanpa sadar, ia sering teringat dongeng yang pernah singgah di masa kecilnya. Pesan-pesan sederhana dalam dongeng, ternyata mampu menolongnya  menemukan solusi dari ragam masalah.

Kalau ditanya apa sesungguhnya yang Sita cari di dunia menulis, jawabannya sangat simpel: kebahagiaan! Sita bahagia karena bisa merekam hal-hal ’remeh’, lalu menjalinnya menjadi sebuah kisah.  Terus terang, justru inspirasi menulisnya sering pop up ketika melihat hal-hal ’remeh’ yang tidak biasa atau tergeletak bukan pada tempatnya. Contoh, ia pernah menemukan sebutir kancing kecil yang sepintas lalu terlihat tak berarti. Namun bagi gadis pemegang gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Tanjung Pura, Pontianak ini, kancing tadi pastilah sangat berharga bagi orang yang kehilangan kancing itu di pakaiannya. Pemikiran tersebut ia olah hingga berwujud dongeng cantik berjudul Jubah Satu Mutiara dan dimuat di majalah Bobo.

Ngomong-ngomong soal dongeng, Sita mendapat ’panggilan sayang’ Peri Hujan dari teman-temannya lho hihihi...Apa sebab? Ternyata karena Sita sangat suka menulis kala hujan deras mengguyur bumi! Rasanya imajinasi seperti ikut menderas bersama hujan. Ohya, Sita pernah mengalami peristiwa unik berkaitan  hujan. Waktu itu ia berencana mengikuti lomba menulis dongeng yang diselenggarakan majalah anak-anak. Berhubung komputer di rumahnya mendadak rusak, Sita pun nekat meluncur ke rental komputer terdekat, padahal hari hujan deras. Di rental, ia duduk terdiam karena tak punya ide awal untuk naskah yang akan ia ketik, sementara besok adalah hari terakhir pengiriman naskah lomba! O-ow!  Sambil sesekali menatap hujan, jemari Sita  pun mulai mengetik. Dua jam di rental, naskah selesai. Sore itu juga ia bergegas  mengirimnya. Memang naskah Sita tidak menang lomba, tapi berhasil dimuat di majalah anak-anak edisi reguler, judulnya Nian Teman Hujan.  

Psssttt...kalau boleh tahu, kenapa ya Sita memilih pekerjaan yang berbeda dengan latar belakang pendidikannya? Hm, putri dari pasangan Mahaseng Patappa dan Tina Sumarna ini mengaku bahwa dulu ia ingin menekuni lahan ilmu psikologi, bukan ekonomi. Hanya, begitu dijalani, suasana nyaman kampus dan hubungan akrab para sahabat, lumayan membuatnya betah. Saat lulus, keinginan bekerja sebagai akuntan kembali susut. Sebaliknya, niat memperdalam dunia menulis cerita anak kian menjadi-jadi. Inilah pilihan hidup Sita. Selain produktif menulis dongeng untuk media cetak, Sita juga telah melahirkankan 21 judul buku dongeng yakni, kumpulan dongeng Kisah Sepuluh Bintang Kecil (Pijar Publishing, 2007), dongeng Zir Penyihir Sisir (Pustaka Ola, 2010),  pictorial book Princess Jihan (Inti Medina, 2010) seri Kalimat Thoyyibah sebanyak 6 buku, Princess Zodiak (Tiga Serangkai, 2010) sebanyak 13 buku. Akan terbit Princess Jihan seri Keajaiban Perbuatan Baik sebanyak 10 buku. Keren!

Kalau ditanya lebih asyik mana, siaran di radio atau menulis, maka jawab Sita, so pasti menulis! Saat siaran, segala materi acara sudah disiapkan oleh pihak stasiun radio. Tapi ketika menulis, ia bisa menyampaikan semua hal berdasarkan isi hati pribadi. Alhamdulillah, kegiatan siaran mendukung kegiatan menulisnya. Pas  sedang menyetel lagu, mengadakan talk show, atau berbincang dengan pendengar, kadang ia menemukan ide untuk ditulis. ”Dengan menulis rasanya saya bisa menyampaikan buah pikiran saya kepada banyak orang, tanpa harus capek berkoar-koar memaksa mereka agar mau mengerti. Andai diminta memilih, saya memilih dunia menulis. Suatu waktu saya akan berhenti siaran, tapi menulis bakal saya lakoni seumur hidup,” sahut Sita, mantap.

Sebelum berpisah, Sita mengurai kiat buat PaBers. Menurutnya, kunci sebuah kesuksesan adalah ketika kita memulai suatu pekerjaan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Bagi Sita, menulis lebih dari sekadar hobi yang menyenangkan. Disiplin bekerja dijunjung tinggi-tinggi. Jangan lupa, tetaplah berpikir positif saat mengirimkan naskah ke media atau penerbit. Selalu ada kali pertama dimana nama seorang penulis belum pernah sekali pun tercetak (dimuat) di media. Nah, bila  semua hal tadi dipraktikkan sesuai porsinya, insya-allah hasil pekerjaan juga akan ’serius’.  “Urusan mood, bisa diatur. Manusia tidak hidup selamanya. Jadi, kapan lagi kita merangkai karya kalau terus menunda?” imbuh sang pemilik email rae_inter@yahoo.com ini, retorik.

Di luar stasiun radio, hujan mulai menetes satu-satu. Tampaknya benak Sita juga mulai menggeliat meneteskan butir-butir imajinasi…. *** Haya Aliya Zaki

Foto : Dapet nyomot dari Facebook-nya Sita. hehehe.

0 komentar:

 
TOP